MAKALAH
DESAIN PENGAJARAN
MATA
KULIAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 13 (KELAS 3D) :
ASMAWATI NUR KHASANAH (166411072)
VIDYA LARAS DJATI (166411294)
VIDYA LARAS DJATI (166411294)
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Nofriyandi, M.Pd
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2017
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga
dapat diselesaikannya penulisan makalah “ Desain Pengajaran ” . Shalawat dan
salam kami hadiahkan kepada junjungan alam nabi Muhammad SAW dengan mengucapkan
“allahummasalli’ala sayyidina muhammad wa’ala ali sayyidina muhammad”.
Terima
kasih kepada bapak Dr. Nofriyandi, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan saya referensi mengenai pembahasan
desain pengajaran. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu
dalam memberikan beberapa referensi mengenai pembahasan desain pengajaran,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis
menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan . Baik dari segi isi maupun penulisan. Hanya dengan kearifan
dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan teguran , saran dan kritik
yang konstruktif , kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperkecil sehingga
makalah ini akan memberikan manfaat yang maksimal .
Dan
akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri
dan seluruh pembaca.
Pekanbaru , 11 September 2017
Penulis
|
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................................................
i
Daftar Isi
........................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
.........................................................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah ....................................................................................................................
1
1.3 Tujuan
Penulis
.........................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desain ...................................................................................................................
2
2.2
Pengertian Pengajaran
..............................................................................................................
2
2.3 Pengertian Desain Pengajaran
..................................................................................................
4
2.4 Pola
Pengajaran ........................................................................................................................
6
2.5 Komponen-komponen Desain Pengajaran .............................................................................
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
............................................................................................................................
10
3.2 Saran
......................................................................................................................................
10
DAFTAR RUJUKAN ...............................................................................................................
11
|
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Desain
atau perencanaan merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang
akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya, termasuk guru yang memiliki
tugas/pekerjaan mengajar (mengelola pengajaran).
Supaya
seorang guru dapat menyusun perencanaan pengajaran dengan baik, maka
memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran yang akan dijelaskan didalam Bab II
dan memahami strategi pengajaran yang merupakan suatu persyaratan mutlak.
1.2
Rumusan Masalah
1)
Pengertian Desain
2)
Pengertian
Pengajaran
3)
Pengertian Desain
Pengajaran
4)
Pola Pengajaran
5)
Komponen-komponen
Desain Pengajaran
1.3
Tujuan Penulis
1)
Untuk memahami pengertian desain
2)
Untuk memahami pengertian pengajaran
3)
Untuk memahami pengertian desain pengajaran
4)
Untuk memahami pola pengajaran
5)
Untuk memahami komponen-komponen desain pengajaran
|
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desain
Desain adalah sebuah istilah yang
diambil dari kata design (bahasa inggris) yang berarti perancanaan atau
rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “persiapan”. Di dalam ilmu
manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut
dengan istilah planning yaitu “persiapan menyusun suatu keputusan berupa
langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerja yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu”. Secara sederhana ada sebagian ahli
yang mengatakan bahwa perancanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan suatu
tugas. Reigeluth (1983) mengibaratkan pengertian desain dengan “cetak biru yang
dirancang oleh arsitek" sedangkan pembangunan atau pengembangan sesuatu
gedung haruslah sesuai atau mengikuti cetak biru tersebut.
Menurut Ahmad Rohani (2010:83) desain atau
perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan suatu
tugas atau pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap apa yang
akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sebagai yang
telah ditetapkan dengan melalui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis
dan memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan tugas atau pekerjaan tersebut.
Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa
desain adalah suatu rancangan yang dibuat atau disusun dalam melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Pengertian Pengajaran
|
Instruction
itu meliputi pula kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan cetakan, gambar,
program televisi, film, slide, kaset audio atau kombinasinya. Ini pendapat
gagnedan Briggs (1979) yang dijadikan alasan oleh Arif S. Sadiman.
Dalam Association for Education
Communication and Technology, Corey (1977) mengatakan, bahwa instruction itu
sebagai sub-sub atau bagian dari pendidikan, yang merupakan suatu proses dimana
lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola agar kemungkinan orang tersebut
dapat belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan
respon terhadap situasi tertentu pula.
Instruction tidaklah terbatas pada
kelas-kelas formal, tetapi juga kegiatan belajar yang sifatnya nonformal dan
tidak menuntut (tidak harus) adanya dosen/guru/instruktur secarafisik.
Titik perhatian dalam instruction adalah
bagaimana mengelola lingkungan agar terjadi tindak belajar pada seseorang
(sejumlah orang) secara efektif dan efesien. Karena itulah, padanan kata
insruction yang lebih tepat adalah pembelajaran. Fungsi pembelajaran itu bukan
saja fungsi guru/dosen/instruktur melainkan juga fungsi belajar lainnya.
Menurut Arif S. Sadiman pengertian
instruction itu bukan saja bersifat formal di kelas atau di lingkungan sekolah,
dan bukan pula monopoli guru yang menjadi satu-satunya sumber belajar. Dengan
kata lain, pengertian instruction yang lebih tepat adalah “pembelajaran”.
Meskipun demikian, pengajaran bias disebut instruction dan pengajaran juga
sebagai subset pendidikan.
Pengajaran, merupakan totalitas aktivitas
belajar-mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi.
Dari evaluasi ini diteruskan dengan follow up.
Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengajaran adalah proses belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan
diakhiri dengan evaluasi.
|
2.3. Pengertian Desain Pengajaran
Menurut
Ahmad Rohani (2010:85) desain pengajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan
untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan
prinsip-prinsip pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran;
perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Nurhida
Amir Das dan Rodhito berpendapat, bahwa membuat
desain instruksional (pengajaran) merupakan suatu proses analisis dari
kebutuhan dan tujuan belajar, pengembangan materi, kegiatan belajar mengajar,
dan kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik, kegiatan belajar mengajar,
dan kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik, mencoba merevisi semua
kegiatan mengajar dan penilaian peserta didik.
Desain
pengajaran merupakan perancanaan yang sistematik dalam suatu pengajaran yang
akan dimanifestasikan bersama-sama (kepada) peserta didik. Dalam rangka ini,
ada baiknya jika guru terlebih dahulu memiliki proses berfikir dalam dirinya;
apa yang akan diajarkan dan materi yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar
yang di inginkan, bagaimanacara mengajarkan serta prosedur pencapaiannya, dan
bagaimana guru menilai (untuk mengetahui) apakah tujuan kompetensi sudah
dicapai atau apakah materi sudah dikuasai oleh peserta didik.
Untuk
membantu proses berpikir guru mengenai hal tersebut, James M. Cooper (1977)
dalam The Teacher as a Descision Maker mengatakan bahwa guru hendaknya memiliki
4 kompetensi.
1.
Memiliki pengetahuan tentang “belajar dan tingkah laku” manusia (peserta didik) serta mampu menerjemahkan teori itu kedalam situasi yang riil.
2.
Memiliki sikap yang tepat terhadap diri sendiri, sekolah,
peserta didik,
teman sejawat,
dan mata pelajaran yang dibina.
3.
Menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan.
4.
|
Untuk menyusun desain
pengajaran yang baik, ada baiknya diperhatikan delapan prinsip di bawah ini:
1.
Tujuan dan sumber yang ada harus jelas sebelum desain itu disusun.
2.
Masing-masing komponen dalam desain pengajaran harus saling membantu, saling berhubungan, dan saling bergantung dalam rangka mencapai tujuan.
3.
Proses yang ditempuh memungkinkan untuk melakukan koreksi terhadap kemajuan.
4.
Proses desain bersifat berulang-ulang dan saling berinteraksi.
5.
Desain pengajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat sejalan dengan kegiatan lainnya (mata pelajaran/fasilitas).
6.
Tidak satu pun komponen atau prosedur dapat berubah tanpa menimbulkan pengaruh terhadap komponen atau prosedur lainnya.
7.
Koordinasikan kebutuhan lainnya, seperti tenaga, biaya, waktu,
fasilitas, peralatan untuk melaksanakan desain pengajaran tersebut.
8.
Nilai lah hasil belajar peserta didik berdasarkan tujuan, hasilnya digunakan untuk merevisi dan menilai setiap fase dari rencana yang memerlukan penyempurnaan.
Sebuah desain
pengajaran yang baik haruslah bersifat fleksibal, maksudnya bias diubah apabila
situasi atau pun kondisi pengajaran memerlukan perubahan, serta memberikan
peluang untuk hal-hal yang tidak terduga selama perubahan-perubahan itu tidak
bersifat mendasar dan total.
Desain pengajaran
berbeda dengan pengembangan pengajaran. Desain pengajaran dan pengembangan
pengajaran adalah dua kegiatan yang berlainan tetapi setaraf. Desain
dilaksanakan atau disusun lebih dahulu baru kemudian sebagaimana infestasi dan
implementasi desa ini disebutlah pengembangan pengajaran. Kalau desain sebagai
“cetak biru” maka pengembangan itu sebagai kegiatan pembangun. Desain sebagai
“rancang” pengembangan sebagai “bangun”. Jadi, desain dan pengembangan disebut
“rancang-bangun”.
|
Dengan kata lain desain
pengajaran itu bersifat konsepsional sedangkan pengembangan pengajaran itu
bersifat operasional; operasionalisasi dari konsep yang telah diputuskan
ditentukan. Perbedaan desain pengajaran dan pengembangan pengajaran adalah
dalam segi waktu dan segi bentuk aktivitasnya. Jika desain atau persiapan itu
hanya guru yang mengerjakannya, sedangkan dalam pengembangan selain guru juga
melibatkan peserta didik. Bahkan dalam pengembangan pengajaran yang baik
keterlibatan peserta didik dituntut lebih aktif dan lebih banyak, sebab peserta
didik itu sendirilah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pengajaran dan
menguasai bahan pengajaran, sedangkan peranan guru pada hakikatnya hanya
sebagai “peran pembantu” dimana pemegang “peran utama” adalah peserta didik.
Menurut Ahmad Rohani
(2010: 89) desain pengajaran merupakan gambaran sejumlah harapan atau keinginan
terhadap suatu tujuan pengajaran yang diharapkan. Adapun pengembangan
pengajaran adalah sebagai realitas, realisasi harapan. Desain sebagai cita-cita
atau das solen, sedang pengembangan lebih mengarah pada desain.
Desain pengajaran itu
dapat juga dikatakan sebagaian dari pengembangan pengajaran, sekaligus desa ini
sebagaian kegiatan awal dari pengembangan, karena pengembangan pengajaran itu
pada hakikatnya ada 3 langkah pokok: perencanaan pelaksanaan dan evaluasi yang
diteruskan dengan feed back follow up. Ketiganya itu menunjukan sebagai satu
kesatuan (system) yang utuh dan terpadu.
2.4 Pola Pengajaran
Banyak
ragam pola pengajaran yang dikemukakan oleh para ahli dan banyak pula variasi
pola pengajaran dari masing-masing ahli, diantaranya adalah :
1)
Glasser (1962)
Glasser
menawarkan sebuah pola dasar mengajar yang oleh Dr. Engkoswara disebut sebagai
Pola Dasar Mengajar Tradisional (Pola Dasar Pokok).
Pola
dasar tersebut memiliki 4 komponen pokok, yaitu :
·
IO (Intructional
Objektives) atau Tujuan Pengajaran
·
|
·
IP (Intructional
Procedures) atau Proses Pengajaran itu sendiri
·
PA (Performance
Assessment) atau penilaian terhadap pencapaian tujuan pengajaran
2)
John Carrol (1965)
Carrol
mempunyai sebuah pola School Learning atau
pola belajar sekolah, yang terdiri dari 5 komponen, yaitu :
·
Keadaan peserta
didik sebelum proses pengajaran
o Kemampuan peserta didik
o Ketabahan belajar
o Kesanggupan menerima dan memperkaya
·
Prosedur Pengajaran
o Untuk mempelajari
o Kualitas pengajaran
Dalam keadaan peserta didik sebelum proses
pengajaran meliputi kemampuan, ketabahan, dan kesanggupan atau kesungguhan
untuk mencapai dan memperkaya pengajaran.
Dalam prosedur pengajaran, mencakup
kesempatan atau waktu yang dituntut/diperlukan untuk belajar dalam situasi
pengajaran yang telah ditentukan dan yang kedua adalah kualitas pengajaran,
maksudnya suatu tingkat pengorganisasian yang memudahkan peserta didik untuk
mengikuti pelajaran, ini banyak dipengaruhi oleh bahasa pengantar/komunikasi
dalam pengajaran, alat peraga, dan metode.
3)
Jerold E. Kemp
(1977)
Pola
pengajaran yang dikemukakan dalam Intructional
Design Plan atau Rancangan Desain Pembelajaran, pola ini dapat digunakan
pada tingkat SD sampai Perguruan Tinggi. Ada 8 prosedur yang saling berkaitan
dan berproses secara fleksibel, yaitu :
1.
Perumusan tujuan
umum penjabaran topik-topik dibarengi dengan rumusan tujuan umum pengajaran
kompetensi dasar untuk setiap topik.
2.
Identifikasi
ciri-ciri yang penting dari pengajaran untuk setiap mengikuti pengajaran.
3.
|
4.
Kumpulan isi atau
bahan pelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5.
Penjajakan awal
latar belakang dan kemampuan pelajar yang berkaitan dengan topik yang telah
ditentukan.
6.
Pemilihan aktivitas
pengajaran dan sumber pengajaran yang sesuai materi.
7.
Koordinasikan
layanan penunjang seperti ; biaya, waktu, alat, fasilitas, rancangan dan
jadwal, serta metode.
8.
Evaluasi penguasaan
tujuan, revisi, dan penilaian kembali atas setiap langkah dalam desain untuk
disempurnakan bagi masukan selanjutnya.
4)
V. Gelder
Adapun
komponen prosedur pengajaran dari pola pokok, yaitu :
·
Bahan pelajaran
·
Bentuk-bentuk kerja
didaktis
·
Kegiatan-kegiatan
belajar
·
Pengelompokan
peserta didik dan guru
·
Alat-alat
pengajaran
·
Didukung tindakan
monitoring/kontrol
·
Tindakan koreksi
2.5
Komponen-komponen Desain Pengajaran
Secara
garis besar, komponen-komponen (desain) pengajaran ada 2, yaitu komponen pokok
dan komponen penunjang.
1) Komponen Pokok
·
Topik/pokok bahasan
(mungkin yang lebih rinci lagi berupa subtopik bahasan).
·
Pengenalan
karakter/kemampuan bawaan peserta didik. Istilah lainnya adalah analisis
situasi. Komponen ini merupakan pijakan untuk menentukan kegiatan pengajaran.
·
|
·
Perumusan alat
evaluasi, yang menyangkut prosedur, pre test and post test, jenis evaluasi ;
tulis dan lisan, dan bentuk evaluasi, objek atau esai ; tes ; tindakan, sikap
atau kemampuan kognitif.
·
Penentuan materi
pengajaran yang diharapkan untuk dikuasai peserta didik dan untuk mencapai
rumusan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
·
Merancang bentuk
kegiatan pengajaran.
·
Sumber pengajaran
(bahan referensi yang digunakan dalam proses belajar).
·
Subjek ajar yaitu
guru dan peserta didik.
·
Metode pengajaran.
2) Komponen Penunjang
Yaitu
komponen-komponen pengajaran yang keberadaannya dapat membantu kelancaran
proses belajar, antara lain:
·
Pengaturan jadwal
·
Tempat pengajaran
·
|
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1)
Desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2)
Pengajaran, merupakan totalitas aktivitas belajar-mengajar yang
diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi.
3)
Desain pengajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pengajaran.
4)
Ada empat ahli yang
mengemukakan mengenai pola pengajaran
5)
Secara garis besar,
komponen-komponen (desain) pengajaran ada 2, yaitu komponen pokok dan komponen
penunjang.
3.2
Saran
Dengan
adanya desain pengajaran ini, diharapkan agar kita lebih memahami lagi desain
apa saja yang terdapat dalam pengajaran dan desain apa saja yang dapat kita
gunakan dalam pengajaran.
|
DAFTAR
RUJUKAN
Rohani, Ahmad (edisi revisi 2010) Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar
Menuju Guru
Profesional. Jakarta : Rineka Cipta.
Profesional. Jakarta : Rineka Cipta.
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar