Jumat, 16 Februari 2018

Cara Cepat Menghitung Perkalian

 


Kali ini aku mau ngasi tau teman-teman tentang cara cepat menghitung perkalian. Jika teman-teman ingin melihat full videonya bisa dilihat di youtubenya PAMAN APIQ 
link : https://www.youtube.com/watch?v=yLor8WxX62Q 
Semoga bermanfaat:)

Minggu, 04 Februari 2018

Desain Pengajaran




MAKALAH DESAIN PENGAJARAN
MATA KULIAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN



DISUSUN OLEH KELOMPOK 13 (KELAS 3D) :
ASMAWATI NUR KHASANAH (166411072)
VIDYA LARAS DJATI (166411294)


DOSEN PEMBIMBING
Dr. Nofriyandi, M.Pd


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2017




KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga dapat diselesaikannya penulisan makalah “ Desain Pengajaran ” . Shalawat dan salam kami hadiahkan kepada junjungan alam nabi Muhammad SAW dengan mengucapkan “allahummasalli’ala sayyidina muhammad wa’ala ali sayyidina muhammad”.

            Terima kasih kepada bapak Dr. Nofriyandi, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan saya referensi mengenai pembahasan desain pengajaran. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu dalam memberikan beberapa referensi mengenai pembahasan desain pengajaran, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan . Baik dari segi isi maupun penulisan. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan teguran , saran dan kritik yang konstruktif , kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperkecil sehingga makalah ini akan memberikan manfaat yang maksimal .
           
            Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca.













                                                                                                   Pekanbaru , 11 September 2017



                                                                                            


                                                                                                                      Penulis
i
 
 
 

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulis ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Desain ................................................................................................................... 2
2.2 Pengertian Pengajaran .............................................................................................................. 2
2.3 Pengertian Desain Pengajaran .................................................................................................. 4
2.4 Pola Pengajaran ........................................................................................................................ 6
2.5 Komponen-komponen Desain Pengajaran ............................................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 10
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................................... 11







ii
 
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Desain atau perencanaan merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya, termasuk guru yang memiliki tugas/pekerjaan mengajar (mengelola pengajaran).

      Supaya seorang guru dapat menyusun perencanaan pengajaran dengan baik, maka memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran yang akan dijelaskan didalam Bab II dan memahami strategi pengajaran yang merupakan suatu persyaratan mutlak.

1.2  Rumusan Masalah
1)    Pengertian Desain
2)    Pengertian Pengajaran
3)    Pengertian Desain Pengajaran
4)    Pola Pengajaran
5)    Komponen-komponen Desain Pengajaran

1.3  Tujuan Penulis
1)    Untuk memahami pengertian desain
2)    Untuk memahami pengertian pengajaran
3)    Untuk memahami pengertian desain pengajaran
4)    Untuk memahami pola pengajaran
5)   Untuk memahami komponen-komponen desain pengajaran


1
 
 

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desain
     Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (bahasa inggris) yang berarti perancanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu “persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerja yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu”. Secara sederhana ada sebagian ahli yang mengatakan bahwa perancanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan suatu tugas. Reigeluth (1983) mengibaratkan pengertian desain dengan “cetak biru yang dirancang oleh arsitek" sedangkan pembangunan atau pengembangan sesuatu gedung haruslah sesuai atau mengikuti cetak biru tersebut.
     Menurut Ahmad Rohani (2010:83) desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap apa yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sebagai yang telah ditetapkan dengan melalui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis dan memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan tugas atau pekerjaan tersebut.
     Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa desain adalah suatu rancangan yang dibuat atau disusun dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Pengertian Pengajaran
2
 
     Kebanyakan ahli pendidikan /pengajaran mengatakan bahwa pengajaran adalah terjemahan dari instruction atau teaching. Tetapi, Arif S. Sadiman, kurang sependapat menurutnya hal itu kurang tepat karena kurang mencerminkan padanan atau terjemahan secara lebih pas. Instruction mencakup semua events yang mungkin mempunyai pengaruh langsung kepada proses belajar manusia dan bukan saja terbatas pada events (peristiwa-peristiwa) yang dilakukan oleh guru/dosen/instruktur.
Instruction itu meliputi pula kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan cetakan, gambar, program televisi, film, slide, kaset audio atau kombinasinya. Ini pendapat gagnedan Briggs (1979) yang dijadikan alasan oleh Arif S. Sadiman.
     Dalam Association for Education Communication and Technology, Corey (1977) mengatakan, bahwa instruction itu sebagai sub-sub atau bagian dari pendidikan, yang merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola agar kemungkinan orang tersebut dapat belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan respon terhadap situasi tertentu pula.
     Instruction tidaklah terbatas pada kelas-kelas formal, tetapi juga kegiatan belajar yang sifatnya nonformal dan tidak menuntut (tidak harus) adanya dosen/guru/instruktur secarafisik.
     Titik perhatian dalam instruction adalah bagaimana mengelola lingkungan agar terjadi tindak belajar pada seseorang (sejumlah orang) secara efektif dan efesien. Karena itulah, padanan kata insruction yang lebih tepat adalah pembelajaran. Fungsi pembelajaran itu bukan saja fungsi guru/dosen/instruktur melainkan juga fungsi belajar lainnya.
     Menurut Arif S. Sadiman pengertian instruction itu bukan saja bersifat formal di kelas atau di lingkungan sekolah, dan bukan pula monopoli guru yang menjadi satu-satunya sumber belajar. Dengan kata lain, pengertian instruction yang lebih tepat adalah “pembelajaran”. Meskipun demikian, pengajaran bias disebut instruction dan pengajaran juga sebagai subset pendidikan.
     Pengajaran, merupakan totalitas aktivitas belajar-mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Dari evaluasi ini diteruskan dengan follow up.
     Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengajaran adalah proses belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi.


3
 
 

2.3. Pengertian Desain Pengajaran
     Menurut Ahmad Rohani (2010:85) desain pengajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran; perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
     Nurhida Amir Das dan Rodhito berpendapat, bahwa membuat  desain instruksional (pengajaran) merupakan suatu proses analisis dari kebutuhan dan tujuan belajar, pengembangan materi, kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik, kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik, mencoba merevisi semua kegiatan mengajar dan penilaian peserta didik.
     Desain pengajaran merupakan perancanaan yang sistematik dalam suatu pengajaran yang akan dimanifestasikan bersama-sama (kepada) peserta didik. Dalam rangka ini, ada baiknya jika guru terlebih dahulu memiliki proses berfikir dalam dirinya; apa yang akan diajarkan dan materi yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang di inginkan, bagaimanacara mengajarkan serta prosedur pencapaiannya, dan bagaimana guru menilai (untuk mengetahui) apakah tujuan kompetensi sudah dicapai atau apakah materi sudah dikuasai oleh peserta didik.
     Untuk membantu proses berpikir guru mengenai hal tersebut, James M. Cooper (1977) dalam The Teacher as a Descision Maker mengatakan bahwa guru hendaknya memiliki 4 kompetensi.
1.    Memiliki pengetahuan tentang “belajar dan tingkah laku” manusia (peserta didik) serta mampu menerjemahkan teori itu kedalam situasi yang riil.
2.    Memiliki sikap yang tepat terhadap diri sendiri, sekolah, peserta didik, teman sejawat, dan mata pelajaran yang dibina.
3.    Menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan.
4.
4
 
Memiliki keterampilan teknis dalam mengajar, antara lain: keterampilan merencanakan pelajaran, bertanya, menilai pencapaian peserta didik, menggunakan strategi mengajar, mengelola kelas, dan memotivasi peserta didik.
Untuk menyusun desain pengajaran yang baik, ada baiknya diperhatikan delapan prinsip di bawah ini:
1.    Tujuan dan sumber yang ada harus jelas sebelum desain itu disusun.
2.    Masing-masing komponen dalam desain pengajaran harus saling membantu, saling berhubungan, dan saling bergantung dalam rangka mencapai tujuan.
3.    Proses yang ditempuh memungkinkan untuk melakukan koreksi terhadap kemajuan.
4.    Proses desain bersifat berulang-ulang dan saling berinteraksi.
5.    Desain pengajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat sejalan dengan kegiatan lainnya (mata pelajaran/fasilitas).
6.    Tidak satu pun komponen atau prosedur dapat berubah tanpa menimbulkan pengaruh terhadap komponen atau prosedur lainnya.
7.    Koordinasikan kebutuhan lainnya, seperti tenaga, biaya, waktu, fasilitas, peralatan untuk melaksanakan desain pengajaran tersebut.
8.    Nilai lah hasil belajar peserta didik berdasarkan tujuan, hasilnya digunakan untuk merevisi dan menilai setiap fase dari rencana yang memerlukan penyempurnaan.
Sebuah desain pengajaran yang baik haruslah bersifat fleksibal, maksudnya bias diubah apabila situasi atau pun kondisi pengajaran memerlukan perubahan, serta memberikan peluang untuk hal-hal yang tidak terduga selama perubahan-perubahan itu tidak bersifat mendasar dan total.
Desain pengajaran berbeda dengan pengembangan pengajaran. Desain pengajaran dan pengembangan pengajaran adalah dua kegiatan yang berlainan tetapi setaraf. Desain dilaksanakan atau disusun lebih dahulu baru kemudian sebagaimana infestasi dan implementasi desa ini disebutlah pengembangan pengajaran. Kalau desain sebagai “cetak biru” maka pengembangan itu sebagai kegiatan pembangun. Desain sebagai “rancang” pengembangan sebagai “bangun”. Jadi, desain dan pengembangan disebut “rancang-bangun”.

5
 
 

Dengan kata lain desain pengajaran itu bersifat konsepsional sedangkan pengembangan pengajaran itu bersifat operasional; operasionalisasi dari konsep yang telah diputuskan ditentukan. Perbedaan desain pengajaran dan pengembangan pengajaran adalah dalam segi waktu dan segi bentuk aktivitasnya. Jika desain atau persiapan itu hanya guru yang mengerjakannya, sedangkan dalam pengembangan selain guru juga melibatkan peserta didik. Bahkan dalam pengembangan pengajaran yang baik keterlibatan peserta didik dituntut lebih aktif dan lebih banyak, sebab peserta didik itu sendirilah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pengajaran dan menguasai bahan pengajaran, sedangkan peranan guru pada hakikatnya hanya sebagai “peran pembantu” dimana pemegang “peran utama” adalah peserta didik.
Menurut Ahmad Rohani (2010: 89) desain pengajaran merupakan gambaran sejumlah harapan atau keinginan terhadap suatu tujuan pengajaran yang diharapkan. Adapun pengembangan pengajaran adalah sebagai realitas, realisasi harapan. Desain sebagai cita-cita atau das solen, sedang pengembangan lebih mengarah pada desain.
Desain pengajaran itu dapat juga dikatakan sebagaian dari pengembangan pengajaran, sekaligus desa ini sebagaian kegiatan awal dari pengembangan, karena pengembangan pengajaran itu pada hakikatnya ada 3 langkah pokok: perencanaan pelaksanaan dan evaluasi yang diteruskan dengan feed back follow up. Ketiganya itu menunjukan sebagai satu kesatuan (system) yang utuh dan terpadu.
2.4 Pola Pengajaran
Banyak ragam pola pengajaran yang dikemukakan oleh para ahli dan banyak pula variasi pola pengajaran dari masing-masing ahli, diantaranya adalah :
1)    Glasser (1962)
Glasser menawarkan sebuah pola dasar mengajar yang oleh Dr. Engkoswara disebut sebagai Pola Dasar Mengajar Tradisional (Pola Dasar Pokok).
Pola dasar tersebut memiliki 4 komponen pokok, yaitu :
·      IO (Intructional Objektives) atau Tujuan Pengajaran
·     
6
 
EB (Entry Behavior) atau Pengenalan Kemampuan Awal peserta didik


·      IP (Intructional Procedures) atau Proses Pengajaran itu sendiri
·      PA (Performance Assessment) atau penilaian terhadap pencapaian tujuan pengajaran

2)    John Carrol (1965)
Carrol mempunyai sebuah pola School Learning atau pola belajar sekolah, yang terdiri dari 5 komponen, yaitu :
·      Keadaan peserta didik sebelum proses pengajaran
o  Kemampuan peserta didik
o  Ketabahan belajar
o  Kesanggupan menerima dan memperkaya
·      Prosedur Pengajaran
o  Untuk mempelajari
o  Kualitas pengajaran
       Dalam keadaan peserta didik sebelum proses pengajaran meliputi kemampuan, ketabahan, dan kesanggupan atau kesungguhan untuk mencapai dan memperkaya pengajaran.
       Dalam prosedur pengajaran, mencakup kesempatan atau waktu yang dituntut/diperlukan untuk belajar dalam situasi pengajaran yang telah ditentukan dan yang kedua adalah kualitas pengajaran, maksudnya suatu tingkat pengorganisasian yang memudahkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran, ini banyak dipengaruhi oleh bahasa pengantar/komunikasi dalam pengajaran, alat peraga, dan metode.
3)    Jerold E. Kemp (1977)
Pola pengajaran yang dikemukakan dalam Intructional Design Plan atau Rancangan Desain Pembelajaran, pola ini dapat digunakan pada tingkat SD sampai Perguruan Tinggi. Ada 8 prosedur yang saling berkaitan dan berproses secara fleksibel, yaitu :
1.    Perumusan tujuan umum penjabaran topik-topik dibarengi dengan rumusan tujuan umum pengajaran kompetensi dasar untuk setiap topik.
2.    Identifikasi ciri-ciri yang penting dari pengajaran untuk setiap mengikuti pengajaran.
3.   
7
 
Perumusan tujuan belajar atau tujuan khusus pengajaran/indikator hasil belajar.


4.    Kumpulan isi atau bahan pelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5.    Penjajakan awal latar belakang dan kemampuan pelajar yang berkaitan dengan topik yang telah ditentukan.
6.    Pemilihan aktivitas pengajaran dan sumber pengajaran yang sesuai materi.
7.    Koordinasikan layanan penunjang seperti ; biaya, waktu, alat, fasilitas, rancangan dan jadwal, serta metode.
8.    Evaluasi penguasaan tujuan, revisi, dan penilaian kembali atas setiap langkah dalam desain untuk disempurnakan bagi masukan selanjutnya.

4)    V. Gelder
Adapun komponen prosedur pengajaran dari pola pokok, yaitu :

·      Bahan pelajaran
·      Bentuk-bentuk kerja didaktis
·      Kegiatan-kegiatan belajar
·      Pengelompokan peserta didik dan guru
·      Alat-alat pengajaran
·      Didukung tindakan monitoring/kontrol

·      Tindakan koreksi

2.5 Komponen-komponen Desain Pengajaran
Secara garis besar, komponen-komponen (desain) pengajaran ada 2, yaitu komponen pokok dan komponen penunjang.
1)   Komponen Pokok
·      Topik/pokok bahasan (mungkin yang lebih rinci lagi berupa subtopik bahasan).
·      Pengenalan karakter/kemampuan bawaan peserta didik. Istilah lainnya adalah analisis situasi. Komponen ini merupakan pijakan untuk menentukan kegiatan pengajaran.
·     
8
 
Tujuan pengajaran, baik tujuan umum pengajaran maupun tujuan khusus pengajaran yang dirumuskan sendiri oleh guru dalam rangka menjabarkan tujuan umum pengajaran.
·      Perumusan alat evaluasi, yang menyangkut prosedur, pre test and post test, jenis evaluasi ; tulis dan lisan, dan bentuk evaluasi, objek atau esai ; tes ; tindakan, sikap atau kemampuan kognitif.
·      Penentuan materi pengajaran yang diharapkan untuk dikuasai peserta didik dan untuk mencapai rumusan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
·      Merancang bentuk kegiatan pengajaran.
·      Sumber pengajaran (bahan referensi yang digunakan dalam proses belajar).
·      Subjek ajar yaitu guru dan peserta didik.
·      Metode pengajaran.

2)   Komponen Penunjang
Yaitu komponen-komponen pengajaran yang keberadaannya dapat membantu kelancaran proses belajar, antara lain:

·      Pengaturan jadwal
·      Tempat pengajaran
·     
9
 
Alat atau fasilitas-fasilitas pengajaran


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1)      Desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2)      Pengajaran, merupakan totalitas aktivitas belajar-mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi.
3)      Desain pengajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pengajaran.
4)      Ada empat ahli yang mengemukakan mengenai pola pengajaran
5)      Secara garis besar, komponen-komponen (desain) pengajaran ada 2, yaitu komponen pokok dan komponen penunjang.
3.2 Saran
     Dengan adanya desain pengajaran ini, diharapkan agar kita lebih memahami lagi desain apa saja yang terdapat dalam pengajaran dan desain apa saja yang dapat kita gunakan dalam pengajaran.


















10
 
 

DAFTAR RUJUKAN
           
Rohani, Ahmad (edisi revisi 2010) Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru
            Profesional.
Jakarta : Rineka Cipta.


11